05/11/10

Chere Ma Prince


Aku mencintaimu karena seisi jagat raya ini bekerja sama membantuku menemukanmu - 


(Paolo Coelho,The Alchemist)

*why so sweet `ʃƪ)

»»  READMORE...

“Surat Wasiatnya Ditemukan Beberapa Jam Pasca Kecelakaan Maut”

-sebelumnya , aku dapet ini dari tante aku yang di aussie,. wish : bisa jadi renungan bareng2 aja yak :D-




“Sewaktu membuka penutup jenazah, saya merasa ada wangi tertentu, namun saya tidak tahu itu wangi apa.” 

Rofiqo Meila sari, anak saya yang ketiga dari lima bersaudara, lahir tanggal 18 Mei 1987. Pada anak-anak saya itu, saya menyimpan harapan yang sama, yakni mereka mencapai pemahaman agama yang baik dan meningkat terus. Pada anak-anak, saya lebih banyak mencontohkan untuk dekat pada agama melalui perbuatan sehari-hari. Misalnya, dengan melihat orang tuanya shalat malam, shalat dhuha dan puasa sunah, anak-anak pun akan ingin melakukannya, setelah mengetahui kebaikan di balik ibadah-ibadah itu. 

Tapi ternyata yang paling kelihatan amat dekat dengan agama adalah Meila, dialah yang rajin dan konsisten melakukan shalat malam, shalat dhuha, puasa Nabi Daud, puasa sunah Senin dan Kamis dan lainnya. Di bulan Ramadhan terutama Ramadhan lalu, dia jarang berada di rumah karena I’tikaf di masjid. Saat saya tanyakan, mengapa sampai demikian giat beri’tikaf, dia menjawab bahwa dia ingin memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan beribadah di bulan yang penuh keberkahan itu, apalagi kesempatan untuk beribadah di bulan itu akan datang lagi atau tidak, kita kan tidak tahu. 
Banyak kebaikan dan keunikan Meila yang saya rasakan. Dengan cara yang lembut, sambil meminta maaf, menasehati saya. Dan saya memperlihatkan pendapat-pendapatnya, karena saya melihat kepribadian yang cukup matang dan bertanggung-jawab. Terhadap saudara-saudaranya Meila juga perhatian. Bagi kami, Meila adalah pelita keluarga (terdiam). 

Saya bahagia dan hati saya tenang, karena meski dia masih muda, namun saya bisa mempercayainya. Hingga saya yang lebih banak berpesan dan mewanti-wanti pada adik-adiknya. Kalau adiknya meminta ijin mendatangi suatu tempat, saya banyak berpesan, jangan pulang terlambat, jangan main dulu setelah acara selesai. Kalau dengan Meila, saya tidak melakukan itu saya mempercayainya dan yakin dengan apa-apa yang dia lakukan. Saya mengetahui kepribadian dan akhlaknya sehari-hari. 
Ketika membaca buku harian Meila setelah kepergiannya, saya terenyuh. Di buku itu dia mempertanyakan “perbedaan” perlakuan itu. Dia menulis mengapa kalau adiknya pergi selalu dikomentari, sedangkan dia tidak. Rupanya dia mempunyai perasaan lain yang dia tuangkan dalam buku itu. Saya sedih saat membacanya. Saya menangis. Ya ALLAH tidak ada maksud seperti itu. Saya berdo’a, “Meila, maafkan Mama kalau kamu mempunyai perasaan itu. Tapi itu karena Mama sangat percaya pada Meila.” 

Meila itu remaja yang gemar sekali dengan kegiatan dakwah. Mushala di samping rumah kami (mushala yang didirikan oleh keluarga) dia juga yang meramaikan. Tiap malam Jum’at dia mengajak anak-anak muda untuk pengajian. Bersama teman-temannya, dia mengadakan kursus cara memandikan jenazah, pengobatan gratis dan lainnya. 

Dua tahun lalu, di mushala itu dia membuka TPA untuk anak balita. Meski di kampusnya (Meila kuliah di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah) dia sibuk ikut Lembaga Dakwah Kampus dan kerap mengadakan kegiatan, tapi untuk TPA itu dia juga terjun total (TPA itu menampung 30-an anak). Saya sempat khawatir dan bertanya apa dia tidak terlalu lelah. Tapi dia bilang bahwa anak-anak inilah nantinya yang jadi generasi penerus, dan karena mereka masih sangat muda, masih seperti kertas putih, justru mereka lah yang sangat perlu diperhatikan. 

Terhadap anak kecil, dia memang sayang sekali. Terhadap adiknya, keponakan, anak-anak tetangga, dia perhatian sekali. Terhadap adik-adik tirinya (Azizah menikah kembali tahun 2007, setelah suaminya wafat enam tahun lalu), dia sering menyakan, sudah membuat peer belum, sudah belajar belum dan lainnya. Kalau pulang kuliah atau pulang dari berbagai kegiatan lain, dia selalu menanyakan adik-adik tirinya. Pada adiknya yang sudah remaja, dia sering menasehati, termasuk menasehati adiknya untuk berjilbab. Ketika adiknya kemudian berjilbab, saya menanyakan sebabnya. Selain karena dorongan hati, juga karena ingin mencontoh kakaknya. 

Kini adiknya dan seorang teman Meila yang meneruskan mengajar di TPA (tiap hari, sebelum memulai mengajar di TPA pasca kepergian Meila, adiknya mengajak murid-murid untuk berdoa bagi Meila). Memang di pagi hari saat kepergiannya (Rabu, 14 Mei 2008), sebelum berangkat Meila mengatakan pada adik dan kakakanya di rumah, “Kalau Meila tidak pulang, tolong TPA diteruskan, jangan sampai berhenti ya kegiatannya.” Saudaranya menduga, maksudnya akan menginap karena sedang sibuk menyiapkan suatu acara. Ternyata dia benar-benar tidak akan pulang (terdiam). 
Saat Meila berangkat di hari terakhir itu, saya sudah lebih dulu pergi ke sekolah (Azizah mengajar agama di salah satu SD Negeri di Pondok Pinang). Sedangkan Meila biasanya berangkat setelah shalat dhuha dulu di rumah. Sebelum shubuh, salah seorang saudaranya melihat Meila makan sahur. Dugaan saya, hari itu dia sedang berpuasa nabi Daud. 

Kabar yang saya dengar, hari Rabu (14 Mei 2008) itu, dengan diboncengkan motor oleh teman perempuannya, Meila membawa proposal untuk pencarian dana acara dakwah di kampus hingga ke kawasan Depok. Tapi saya juga mendengar kabar lain, bahwa dia ke Depok untuk mengajuka lamaran menjadi asisten dosen di Universitas Indonesia. Pagi jam sepuluh itu, motor yang ditumpangi meila terserempet mobil yang datang dari arah berlawanan. Akibatnya meila terpental hingga masuk ke bawah mobil (terdiam). Ketika ditemukan, dia sudah meninggal di tempat (terdiam). Sedangkan temannya mengalami luka-luka, dan berasama jenazah Meila, segera dilarikan ke rumah sakit di Depok. 
Saat mendengar kabar kecelakaan itu, saya tidak diberitahu bahwa Meila sudah meninggal. Ketika menuju rumah sakit, saya berujar pada adik saya yang menyetir mobil, cepat, cepat, saya mau melihat anak saya (terdiam). Tiba di rumah sakit, saya melihat tubuh Meila ditutup kain semuanya, dari kepala sampai kakinya. Saya hanya bisa berdzikir, saya mengucapkan innalillaahi wainna ilaihi raaji’uun, saya mengingatkan diri saya, bahwa Allah lebih sayang pada anak saya. Saya sangat sayang pada Meila, tapi ALLAH lebih sayang padanya. Saya harus ikhlas (terdiam). Itulah yang menguatkan saya. Kalau tidak banyak mengingat Allah, entah apa jadinya (terdiam). 

Saat membuka kain yang menutupi wajahnya, subhanallah, saya melihat matanya tertutup rapat dan wajahnya menghadap ke kanan. Ketika saya memperhatikan tubuhnya, subhanallah, tidak ada darah sama sekali. Jenazah itu bersih. Saya hampir tidak percaya melihatnya, tapi itulah yang terjadi. Ada luka dikakinya yang membuat tulangnya tam pak, namun tetap tidak mengeluarkan darah. Polisi lalu lintas yang membawa jenazah Meila juga berujar, baru saat itulah ia menemukan jenazah korban kecelakaan lalu lintas yang tidak ada darah sama sekali di tubuhnya (terdiam). 
Sewaktu membuka penutup jenazah, saya merasa ada wangi tertentu, namun saya tidak tahu itu wangi apa (Seorang teman Meila menuliskan dalam catatan kenangan tentang Meila. Menurutnya, di saat kecelakaan terjadi, dalam ruangan kelas tempat Meila biasa melakukan kegiatan, tercium wangi yang tidak dikenali oleh seorangpun di ruangan itu). 

Banyak kemudahan dalam prose situ. Bahkan polisi yang bertugas saat kecelakaan terjadi, di luar dugaan, adalah tetangga yang memang berprofesi sebagai polisi. Ketika kecelakaan terjadi dan ia mencari tanda keterangan diri dalam tas Meila, ia kaget saat membaca alamat Meila. Sehingga kabar pada keluarga pun lebih cepat sampai. Dan polisi itulah yang terus membantu kami, mulai dari pemulangan jenazah Meila dari rumah sakit hingga hal-hal lainnya. 

Kemudian juga terjadi ketika akan memakamkan almarhumah. Saat itu kami diberitahu bahwa tanah perkuburan didaerah Gandaria adalah tanah yang keras, yang tidak mudah untuk digali. Tiga orang penggali kuburnya mengarakan, makam yang digali sore hari itu, diperkirakan baru akan selesai jam sebelah malam atau labih, karena kondisi tanahnya. Akhirnya kami memutuskan untuk memakamkan almarhumah esok paginya saja. Namun jam tujuh malam, tiba-tiba kami ditelepon. Kata pihak TPU, terjadi keanehan, karena tidak seperti biasanya tanah di sana terasa gembur saat digali. Jadi penggalian itu jam tujuh malam sudah selesai. Kami merasa itu suatu kemudahan yang ALLAH berikan. 

Tanpa kami ketahui, pada tanggal 1 April 2008 Meila ternyata menuliskan wasiat di selembar kertas yang disimpan dalam dompetnya. Di malam hari setelah kecelakaan terjadi barulah pamannya menemukan surat itu, ketika melihat satu persatu isi tas Meila. Dalam dompetnya, selain foto almarhum nenek dan ayahnya, juga ditemukan surat itu. (Dalam surat wasiat itu tertulis, “Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. Bismillaahirrahmanirrahim. Jakarta, 1 April 2008/24 Rabiul Awwal 1428H. saya yang bernama Rofiqo Meila Sari berWASIAT. 1. Saya ingin merenovasi kuburan Bapak Nurhasan, ayahanda tercintaku dengan bunga dan rumput. Serta aku ingin buatkan kaligrafi yang kubuat sendiri. 2. Meramaikan musholla dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat. 3. Barang-barang Meila seperti buku-buku, baju, sepatu, tas, dll yang masih layak pakai untuk diberikan kepada sanak saudara yang membutuhkan (khususnya yang sudah yatim piatu dan fakir miskin), baru untuk orang lain. 4. Organ-organ atau jasadiyah Meila yang masih/dapat digunakan untuk orang lain yang membutuhkan tetapi harus seorang hamba Allah yang beriman lagi taat. 5. Kalau seandainya bisa, saya ingin dimakamkan disebelah makam ayahandaku. 6. Jika saya memiliki harta lebih 50%-nya untuk pembangunan masjid, kegiatan-kegiatan dakwah, santunan yatim piatu, atau lainnya yang dapat membawa kemaslahatan ummat. 7. Untuk saudara/saudariku tolong sayangi Mama dan saling sayang-menyayangi, komunikatif, watashaubil haq watawashaubishabr. 8. Tolong kirimkan do’a terbaikmu untukku yang telah dahulu. Salam Cinta. Rofiqo Meila Sari.”) 

(((Trdengar suara tangis dr akhwat2...q tdk bgitu mmrhatikn zp yg mnangis...smw larut dlm keheningn mdengarkn tiap kata dr buku tuch ))) 

Membaca surat wasiat itu, kami terkesima, subhanallah, dia tentu tidak mengetahui bahwa sebulan kemudian akan mengalami kejadian itu (terdiam). Namun atas kuasa ALLAH, dia terdorong untuk menuliskannya. Surat itu juga menunjukkan sifat Meila yang lain, bahwa dia seorang pemaaf. Karena menggunakan kata ‘kalau seandainya bisa’. Nampak bahwa dia tidak ingin “memaksakan” keinginannya. 
Kami berusaha untuk memenuhi apa yang tertulis dalam surat itu, Sebagian besar insya ALLAH dapat dipenuhi. Namun tidak semuanya dapat terpenuhi. Karena surat itu ditemukan di malam hari, sudah sekian jam dari peristiwa itu terjadi, maka keinginan untuk mendonorkan organtubuh sudah tidak bisa dilakukan (terdiam). Seorang kerabat mengatakan bahwa organ mata masih dapat didonorkan meski telah berjam-jam kemudian. Namun ternyata kami kesulitan untuk memenuhi syarat ‘harus seorang yang beriman lagi taat.’ Kami khawatir syarat itu tidak terpenuhi, maka kami akhirnya memutuskan tidak melakukan pula hal itu, 

Saya terharu sekali dia berpesan pada adik dan kakaknya untuk menyayangi saya. Memang sehari-harinya dia sangat sayang pada saya. Segala sesuatunya untuk ibunya (menangis). Ibaratnya tidak apa-apa dia susah, asalkan ibunya bahagia (menangis). Dia kelihatannya ingin sekali berbakti sama ibunya (menangis). Sampai mengejar privat diberbagai tempat, dan seluruh pendapatannya diberikan kepada saya. Kalau saya menolak dan mengatakan uang itu dipakai saja untuk ongkosnya sehari-hari, dia tidak mau. Dia bilang ingin memberikan uang itu pada saya. Karena tidak tega untuk menolaknya, maka saya terima. Dan tiap hari tetap saya berikan uang untuk transportnya. Begitu inginnya dia memberikan ibunya uang, meski dia sendiri tidak punya uang untuk transport. 

Beberapa hari sebelum kejadian itu, di malam Minggu (10 Mei 2008), Meila bilang pada saya, “Ma, maafin Meila ya, Meila pengen ngomong …. Bulan depan mama tidak perlu lagi memberikan Meila uang jajan. Tapi Meila juga tidak bisa memberikan uang sama Mama. Tapi rejeki insyaALLAH akan berkah Ma.” Setelah itu dia mencium tangan saya. Saat itu saya menduga dia sudah ada pemasukkan tambahan lainnnya, dan sudah dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Saya menangis terharu, karena anak saya mempunyai pemikiran ini meringankan orang tuanya. Saya berpikir, mungkin karena adiknya yang di pesantren akan masuk Madrasah Aliyah dan perlu biaya tambahan, maka dia berusaha mencari tambahan pemasukan. Saya berkata bahwa saya yang akan mendo’akannya (terdiam). Dia menjawab, “Iya Ma, doakan Meila ya …”. Setelah itu dia kembali meminta maaf (terdiam). Itulah kali terakhir saya berbicara lama dengannya. 

Sebagai orang tua, saya merasa kepatuhan, perhatian dan rasa sayang Meila pada saya sangat istimewa. Kalau saya lelah, Meila langsung mengambilkan minum dan memijat kaki. Kalau saya belum makan, dia bahkan menawarkan untuk menyuapi saya makan (terdiam). Dia terus membujuk sampai saya mau makan, karena kalau sudah lelah, saya kadang lupa untuk makan. Karena tidak ingin dia kecewa, kadang saya yang mau disusupi, dan setelah itu giliran saya yang menyuapi dia makan (terdiam). 

Meila juga senang sekali mengerjakan pekerjaan di rumah. Memasak, membersihkan rumah, merapihkan taman, sampai membersihkan selokan depan rumah. Beberapa hari sebelum kepergiannya, dia masih membersihkan selokan (terdiam). Meski capek sepulang kuliah, tapi kalau akan mencuci baju, dia selalu mencucikan baju-baju lainnya yang ada di ember. Meski sebenarnya adik dan kakaknya mencuci sendiri baju masing-masing, tapi kalau Meila akan mencuci, maka baju siapa pun akan dia cucikan. Kalau saya katakan jangan dicucikan semua, dia cuman bilang, tidak apa-apa Ma, kan sekalian mencuci baju Meila. 
Ternyata kebaikannya juga dirasakan oleh lingkungannya. Sungguh saya tidak menduga, saat membawa jenazah Meila pulang, sejak di ujung jalan, orang-orang sudah penuh sesak (terdiam). Semua menangisi kepergian dia. Saya sangat terharu (terdiam). Di rumah, tamu-tamu yang bertakziah, teman-teman kuliahnya, teman-teman sekolahnya, teman sesama penggiat dakwah, guru-gurunya, berdatangan terus, hingga rumah dan jalan penuh sesak. Kata kerabat saya yang datang hingga ribuan (terdiam). Guru-gurunya juga meminta dengan sangat untuk ikut memandikan jenazah. Saat itulah saya mengetahui, betapa banyak yang menyayangi dia (terdiam, suara bergetar). 

Ternyata bukan di rumah saja Meila bersikap sangat baik pada saya dan keluarga, dan bersemangat kalo untuk persoalan dakwah di lingkungan, tapi juga di kampus dan tempat-tempat lain. Selain mengajar privat ilmu alam, dia juga memberikan les privat agama. Seorang dosennya bercerita pada saya, sehari sebelum kecelakaan itu, Meila mengajak teman-temannya berkumpul dan menasehati mereka. Saya ingat saya pernah menanyakan mengapa dia aktif sekali di LDK. Saya khawatir ia terlalu lelah dan jatuh sakit. Namun Meila menjawabnya di kampusnya, meski berpredikat universitas islam, namun suasananya tidak jauh berbeda dengan kampus lainnya dalam hal keagamaannya. Hingga dakwah dikampus sangat diperlukan. Dan kalau tidak mengajak berdakwah, bagaimana nanti tanggung jawab di akhirat ? 
Beberapa hari setelah kepergiannya, saya menemukan buku hariannya. Di dalamnya saya membaca janji yang ia buat tiga tahun yang lalu. (Di buku itu tertulis, Bissmillahhirohmaanirrohim. 1. Mengajak untuk mengingat Allah swt. 2. Mengajak untuk mengingat dosa-dosa. 3. Mengajak (untuk menyayangi) orang tua. 4. Mensyukuri nikmat-nikmat Allah 5. Taubat. Dear diary, tahu nngak ini adalah salah stu konsep yang aku buat pada malam Minggu kemarin, 30 April ’05 untuk muhasabah. Uh…uh…bagaimana ya …aku juga sebenarnya takut karena aku sendiri aja takut nggak bisa menjalankan apa yang aku sudah katakan. Tapi kita tiidak boleh menghakimi diri kita “”tidak bisa”karena pada dasarnya manusia itu bisa melakukan apa saja. Mudah-mudahan akun bisa menjalankan sunnah-sunnah Rasulullah di dalam kehidupanku sehari-hari. Amien ya…rabbal…alamin…Maka dari itu aku bernama Rofiqo Meila Sari, asyhaduallaailaahaillah wa syhaduanna muhammadarrasulullah, aku berjanji :1.Taat pada Allah dan Rasul-Nya. 2.Taat pada orang tua dan guru. 3. Rajin belajar dan giat beramal. 4 Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia. 5.Akan selalu menjalankan janji ini. Amien ya Rabbal alamin. Mudah-mudahan Meila bisa menggapai cita-cita Meila, dan dapat membahagiakan orang-orang di sekitarku. Allahu Akbar:Jakarta 2-Mei-2005”). 

((( Bergetar hati nech mndengarkn bahkan akhwat yg mbaca mulai trbata-bata bcampur nagis, smkn trdengar jelas tangis yg trtahan, tetesan air mata yg jatuh tnpa sadar, sling mnunduk, mresapi ap yg btulis oleh Meila...hiks...hiks...hiks...T_T))) 

Sepertinya, memang di sekitar waktu itulah terasa Meila menjadi semakin baik. Kemungkinan dia harus melakukan apa yang dia tekadkan. Dalam akhlak sehari-harinya hal itu kemudian sangat nampak. Taqorubnya pada Allah juga sangat mengikat. Kalau sebelumnya dia beribadah belum serajin itu, saya merasa di sekitar waktu itulah dia melakukan perubahan mendalam (terdiam). 
Di buku harian itu dia juga menuliskan bahwa dia tidak mau berpacaran. Dia inginnya ta’aruf yang dibenarkan agama. Namun sejak sekitar bulan April, Meila beberapa kali mengatakan pada tantenya bahwa ia ingin menikah di bulan Mei. Pada murid-muridnya yang sering menanyakan kapan dia akan menikah, Meila juga menjawab insyaAllah di bulan Mei. Pada teman-temannya dia juga mengatakan seperti itu. Ternyata di bulan Mei, yang terjadi adalah kepergian (terdiam). Namun apa rahasia dibalik itu, hanya Allah yang Maha Tahu. 

Mengingat kepargian Meila, saya juga teringat bagaimana ayahnya berpulang enam tahun lalu. Sekitar 40 hari sebelum wafat, ayahnya mengatakan pada saya, bahwa dia berharap akan wafar saat sedanga shalat atau saat membaca Al-Qur’an. Dia juga mengatakan ingin dimakamkan di mana. Dan juga berpesan berbagai hal pada saya selaku isterinya. Namun saat itu saya tidak menduga bahwa sekitar 40 hari setelah itu dia ternyata berpulang. 

Ramadhan terakhir dalam hidupnya, ayah Meila mengabdi sebulan penuh di mushala. Di hari Jum’at sehari sebelum wafat, bersama saya dia menjenguk akan kami yang di pesantren. Esoknya, saat shalat shubuh di mushala, dia berujar pada temannya untuk menggantikannya menjadi imam. Temannya menolak dan mengatakan merasa malu menjadii iman (karena ada orang lain yang dirasa lebih mampui). Namun suami memaksa dan mengatakan, kamu harus jadi imam, supaya ada yang menggantikan kalau saya tidak ada. Akhirnya temannya itu mau menjadi imam. Saat rakaat pertama shalat shubuh itu, ketika tiba pada ayat waladhaalin, dan makmun mengucapkan amin, suami saya jatuh tersungkur. Ia meninggal saat itu juga. Tanpa sakit apapun sebelumnya. Saya Kaget sekali. Dan sangat sedih. Namun saya menyimpan keharuan dan harapan, semoga kepergian yang seperti itu, insya Allah dia mencapai khusnul khatimah. 

Harapan yang sama kini saya do’akan untuk Meila anak saya (terdiam). Saya juga berharap, nasehat-nasehatnya dapat saya amalkan. Ketika saya merasa beban hidup demikian berat, ketika merasa berbuat baik namun mendapat tanggapan yang kurang baik dari orang lain, Meila biasanya bilang pada saya bahwa Allah memberikan cobaan untuk orang kuat. Kalau orang yang tidak kuat, tidak akan diberikan cobaan seperti itu. Dia bilang, “Insya Allah Mama kuat. ” Kata-kata itu selalu terngiang di hati saya. Membuat saya tergugah bahwa Allah memberikan cobaan pada saya, karena insya Allah saya kuat. Meski kesedihan datang, namun selalu timbul kekuatan di balik itu, kalau semuanya dikembalikan pada Allah. 

Sekitar satu minggu sebelum kepergian Meila, entah mengapa saya merasa sedih dan gelisah. Saat itu Meila menanyakan, “Mama ada apa, Kok Mamah sedih. Mama yang sabar ya Ma, orang sabar disayang Allah…. Nanti mamah akan merasakan manisnya kesabaran….” 
Mudah-mudahan Allah mengaruniakan jannah untuk Meila. Dan dia dapat menjadi contoh, untuk membawa keluarga mengikuti jejaknya. Bahwa Meila yang masih muda mau berusaha seperti itu, mengapa kita tidak. 

Seperti dituturkan Azizah, Ibunda almarhumah Meila, 
diRumahnya di Pondok Pinang, Ciputat Raya. 


Tidak ada istirahat bagi seorang mu'min kecuali jika telah berada di surga 
»»  READMORE...

12/08/10

Tentang Ayah

Bismillahirrahmanirrahim...
Dengan niat awal berbeda, akhirnya setelah seharian online [secara gak sengaja] nemu 'sesuatu' yang bisa buat renungan kita semua...


Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang kuliah di luar kota jauh dari orang tua, yang sedang bekerja di perantauan,....
Akan sering merasa kangen [sekali] dengan Bundanya.. Lalu bagaimana dengan Ayah ??
Mungkin karena Bunda lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap harinya, tapi tahukah kamu jika Ayah-lah yang mengingatkan Bunda untuk menelponmu ?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Bunda yang lebih sering mengajak cerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan raut muka lelah Ayah selalu menanyakan pada Bunda tentang kabarmu dan apa yang kamu lakukan seharian ??
Pada saat kamu menangis merengek minta boneka atau mainan baru, Bunda menatapmu iba. Tetapi Ayahakan mengatakan dengan tegas : "Boleh, nanti beli, tapi tidak sekarang. "
Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karenan tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi ?
Saat kamu sakit, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : " Sudah dibilang ! Kamu jangan hujan2n ! Minum es !".
Berbeda dengan Bunda yang memerhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Keahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja.. Kamu mulai menuntu pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan : "Tidak boleh !". 
Tahukah kamu, bahwa Ayah ingin menjagamu ? KArena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat luar biasa berharga..Setelah itu, kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Bunda...
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu ?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Ayah akan memasang tampang paling cool sedunia... :DD
Dan sesekali menguping atau mengintip saat sedang kamu sedang mengobrol.. Sadarkah kamu, kalu hati Ayah sedang cemburu ??
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu memaksa untuk melanggar jam malamnya... MAka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir..
Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Isinyur.. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata-mata hanya karena memikirkan mas depanmu nanti...
Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah..
Ketika kamu menjadi gadis dewasa.. Dah harus kuliah di kota lain.. Dan harus melepasmu di terminal stasiun atau bandara... Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu ?
DAn Ayah hanya bisa tersenyum sambil memberi nasehat iniitu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati... Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Bunda dan memelukmu erat..
YAng Ayah lakukan hanya memeluk pundakmu atau memegang kepalamu, berkata " JAga dirimu baik-baik ya. "
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT... kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.. Ayah juga berusaha keras mencari jalan agar anaknya merasa SAMA dengan teman-teman lainnya.
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.
Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Papa tahu…..
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya….
Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia….
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa….
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….
Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”
Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….
Papa telah menyelesaikan tugasnya….
 Ayah, Papa, Bapak, atau Abah kita…
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal....
;))
Walaupun mungkin tidak terdapat surga di telapak kakinya, semoga kita bisa mencintainya, sebanding dengan Bunda...

»»  READMORE...

08/08/10

Jadikan Ia Cinta yang Menghantarkan Surga

Jatuh ….yang tak mengundang orang simpati ialah jatuh cinta. CINTA adalah fitrah dan karunia ILLAHI.Tidak ada siapapun yang dapat melarikan diri daripada mencintai dan dicintai. Namun demikian , puncak CINTA. Ada orang masuk surga karena CINTA dan tak sedikit orang yang di hujam ke neraka gara-gara CINTA. CINTA yang bagaimana yang bisa membawa seseorang ke surga?


CINTA yang dialirkan oleh ALLAH kedalam hati, itulah CINTA yang benar, suci lagi murni. CINTA yang bukan diukur ikut pandangan mata, tapi ikut pandangan ALLAH. Ia ada karena ALLAH dan CINTA diberi pun untuk dapat keridhoan ALLAH. CINTA begini tiada batasannya.Tidak pula kenal jenis kelamin dan kedudukan. Dan CINTA lahir hasil dari sama CINTA pada ALLAH.

CINTA yang sesungguhnya ini bisa berlaku pada lelaki dan lelaki, perempuan dengan perempuan, lelaki dengan perempuan, antara murid dengan guru, suami dengan istri, sahabat dengan sahabat, rakyat dengan pemimpin, antara umat dengan Nabinya dan yang paling tinggi antara hamba dengan TUHANNYA.

...CINTA KARENA ALLAH...

Kalau berlaku antara lelaki dan perempuan yang tidak diikat oleh perkawinan , mereka tak akan memerlukan untuk berjumpa, berbicara atau melakukan apa saja yang bertebntangan dengan kemauan ALLAH.

CINTA mereka tidak akan tercela oleh nafsu. Sebaliknya CINTA itu adalah tautan hati yang berlaku walaupun tak pernah berjumpa atau baru kenal tapi hati rasa sayang dan rindu. Hati sedih kalau orang yang kita cintai ditimpa susah, senang kalau yang dicintai itu senang. Sanggup susah dan korbankan dir iuntuk senangkan orang yang dicintai.

CINTA yang begini diceritakan dalam hadist, yaitu seorang lelaki yang bertemu dan berpisah dengan sahabatnya karena ALLAH maka mereka akan mendapat perlindungan ‘ARSY ALLAH dipadang mahsyar nanti,hari dimana masing-masing orang mengharap sangat lindungan dari matahari yang sejengkal saja dari kepala.

Kalau berlaku antara suami istri , maka istri akan meletakkan seluruh ketaatan pada suami, hormat dan melayani suami tanpa jemu. Baik ketika suami tunjukkan sayang atau ketika suami marah-marah. Baik ketika suami kaya atau miskin ,sehat atau sakit,  CINTA istri pada suami tidak akan terbagi.. ;)

Begitu juga suami , CINTA pada istri tidak pandang itu istri tua atau muda. Terpatri pada hatinya. Selagi istri taat pada ALLAH, istri tetap dikasihinya.

CINTA ALLAH YANG UTAMA...

Sumber CINTA yang datang dari ALLAH akan meletakkan ALLAH yang paling tinggi dan utama. Bila berlaku perseteruan antara CINTA ALLAH dengan CINTA pada makhluk maka CINTA ALLAH dimenangkan.

CINTA yang datang dari ALLAH menyebabakan seseorang cukup takut untuk melanggar perintah ALLAH yang kecil ,apalagi yang besar. Seseorang yang sudah dapat mencintai ALLAH ,CINTA yang lain jadi kecil dan rendah baginya.

Sejarah menceritakan kisah CINTA Zulaikha terhadap Nabi Yusuf. Sewaktu Zulaikha dibelenggu oleh CINTA nafsu yang berkobar-kobar pada Nabi Yusuf , dia sanggup hendak menduakan suaminya ,yang seorang menteri.Ketika Nabi Yusuf menolak keinginannya, ditariknya baju Nabi Yusuf hingga terkoyak. Akibat dari peristiwa itu, Nabi Yusuf masuk penjara.Tinggalah Zulaikha memendam rindu CINTANnya kepada Yusuf.Penderitaan CINTA yang ditanggung oleh Zulaikha menyebabakan dia berubah dari seorang perempuan yang cantik menjadi perempuan tua yang tidak cantik lagi. Matanya banyak menangis terkenangkan Yusuf, hartanya habis dibagi-bagikan karena Yusuf. Sehingga datanglah belas kasihan dari ALLAH terhadapnya. Lalu ALLAH mewahyukan agar Nabi Yusuf mengawini Zulaikha setelah ALLAH mengembalikan kesehatan dan kecantikannya.Peliknya , ketika Zulaikha mengenal ALLAH, datanglah CINTAnya pada ALLAH sehingga waktunya lebih banyak di habiskan untuk bermunajat dengan ALLAH dalam ibadah dan dzikir... ;))

Begitulah betapa CINTA yang dulunya datang dari nafsu dapat dipadamkan bila kenal dan CINTA pada ALLAH. CINTA ALLAH adalah CINTA taraf tinggi. Puncak CINTA ini ialah pertemuan yang indah dan penuh rindu di surga yang dipenuhi kenikmatan.

CINTA pada ALLAH akan lahir pada orang yang mengenal ALLAH. Karena CINTA lahir ada penyebanya. Kalau wanita CINTA pada lelaki karena kayanya,baiknya , tampan, dan sebagainya dan lelaki CINTA wanita karena cantik, baik , emah lembut dan sebagainya maka bagi mereka yang berakal akan merasa lebih patut dicurahkan rasa CINTA pada ALLAH karena segala kenikmatan itu datangnya dari ALLAH.

Ibu bapak ,suami istri, sahabat, handai taulan dan siapa yang mengasihi dan mencintai kita , hakekatnya semuanya datang dari ALLAH. Kebaikan ,kemewahan dan kecintaan yang diberikan itupun atas rahmat dan belas kasih dari ALLAH pada kita. Sehingga ALLAH izinkan makhluk-NYA yang lain CINTA pada kita.

ALLAH yang menciptakan kita, makhluk-NYA , kemudian diberinya kita berbagai nikmat seperti sehat, gembira dan lain-lain. Baik kita ingat pada-NYA ataupun waktu kita lalai , tetap diberi-NYA nikmat-nikmat itu.Begitulah , kebaikan ALLAH pada kita terlalu banyak sebagaimana firman-NYA, yang berarti:
“Kalau kamu hendak menghitung nikmat -nikmat ALLAH, niscaya tidak akan terhitung.”

Besar sungguh jasa ALLAH dari menciptakan menghidupkan dan memberi rezeki, suami , istri, rumah dan macam-macam lagi yang dengannya kita melalui kehidupan dengan aman bahagia. Alangkah biadabnya kita kalau segala pemberian ALLAH itu kita ambil , tapi lupa untuk bersyukur pada yang Maha Memberi. ALLAH bisa saja menyusahkan dan menyenangkan kita dengan Kehendak-NYA.

Oleh karena itu orang yang betul kenal dan beradab, dia malu pada ALLAH. Malah karena malunya itu dia tidak nampak yang lain lebih hebat dari ALLAH.CINTAnya tertumpu pada ALLAH ,penyerahan diri pada ALLAH sungguh- sungguh. Setiap saat menanggung rindu.lalu waktunya di habiskan untuk berbisik- bisik dengan kekasihnya .Bila CINTA ALLAH sudah penuh dalam hatinya , maka tidak ada tempat lagi untuk CINTA selain dari itu.

Ada orang mengatakan :”JIKA KAU BERIKAN HATIMU ATAUPUN CINTAMU PADA MANUSIA NISCAYA CINTAMU NISCAYA DIA AKAN MEROBEK -ROBEKNYA. TAPI KALAU HATI YANG PECAH ITU DIBERIKAN PADA ALLAH NISCAYA AKAN DISATUKANNYA . ARTINYA CINTA DENGAN ALLAH PASTI TERBALAS. DAN ALLAH TIDAK MEMBIARKAN ORANG YANG DICINTAI-NYA MENDERITA DI AKHERAT.”

Jadi seorang yang bijak dan beradap akan meletakkan kecintaan yang besar pada ALLAH, pada Rasulullah dan barulah pada makhluk -makhluk lain di samping-NYA. Itulah peletakan CINTA yang yang betul dan menguntungkan didunia dan di akherat. Itulah dia CINTA kita pada ALLAH SWT yang patut kita letakkan.

SEKALI RASA CINTA ITU HADIR, INGATLAH IA ADALAH KARUNIA ALLAH..
SEKALI RASA CINTA ITU HADIR, SAMBUTLAH DENGAN BENAR…………
JAGA DAN PELIHARA…………………
DAN JADIKAN IA CINTA YANG MENGHANTARKAN KE SURGA……………… :))
Love u all, coz Allah .....
»»  READMORE...