30/07/10

Pacaran, Dampak, dan hukumnya...

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (QS. An Nur ayat 30).
            Saudaraku, kuanggap kalian sudah tahu tentang haramnya berkhalwat (pacaran) dengan lawan jenis. Seperti hal-hal lain yang diharamkan dalam Islam—misalnya khamr, judi, dll—pacaran juga memiliki dampak negatif yang tidak kalah banyaknya. Berikut beberapa dampak negatif pacaran:
1.      Mudah terjerumus ke perzinaan
Beberapa pelaku pacaran seringkali menyangkal tentang hal ini. Cobalah simak hadits ini:
“Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.” (HR Bukhari).
 Padahal kita tahu, yang namanya orang pacaran, pasti ada hal-hal yang tidak dibenarkan dalam islam: memandang lawan jenis, berpegangan tangan, berduaan di tempat sepi, dll. Bahkan meski pacarannya hanya sebatas lewat telpon, SMS atau chatting pun, hal tersebut sudah bisa memicu terjadinya zina hati. Semua larangan-larangan tadi ada dalil shahihnya. Sebagai contoh, simaklah hadits ini:
Rasulullah saw. berpesan “Janganlah engkau ikuti padangan dengan padangan berikutnya, karena untukmu adalah padangan yang pertama, sedangkan selanjutnya bukan untukmu.” (HR. Ahmad) Dan hadits yang terkenal : ”Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai oleh mahramnya karena sesungguhnya yang ketiga adalah setan.”
2. Melemahkan Iman
Orang yang pacaran cenderung meletakkan rasa cinta kepada kekasihnya di atas rasa cinta kepada Sang Pencipta. Tak perlu mengelak ataupun mengiyakan, sebab pernyataan ini bisa dibuktikan dengan kualitas ibadah seseorang.  Jika kualitas ibadah seseorang menurun setelah mengalami jatuh cinta, itu artinya porsi kecintaannya kepada Allah berkurang.
3. ‘Melatih’ kemunafikan
Orang yang berpacaran itu umumnya seringkali menipu, berusaha agar pasangannya yakin bahwa ialah yang terbaik. Ia akan menampakkan hal-hal yang baik di depan kekasihnya. Sedangkan hal-hal yang buruk sebagian besar ia sembunyikan. Sebagian orang ada yang sengaja menunjukkan beberapa keburukannya kepada kekasihnya sekedar untuk meraih simpati alias caper, mencari kesamaan, mendapatkan pemakluman, atau sebagai bumbu-bumbu romantisme belaka (cuih !).
4. Menjadikan panjang angan-angan.
Orang yang sedang jatuh cinta—pacaran—seringkali teringat dengan orang yang dicintainya itu. Lalu ia memikirkan sesuatu, berandai-andai setiap waktu—tentang apa yang akan dilakukan nanti saat bertemu, tentang apa yang akan diberikan saat itu, tentang kata-kata yang akan diucapkan dll. Padahal ummat Islam dilarang berpanjang angan-angan.
5. Menjadikan  hidup boros
Orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya. Bahkan uang yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk sms-an, teleponan, membelikan hadiah pacarnya, , traktir2, nonton Film, dan lain-lain.
6. Kekacauan pikiran, dan kelemahan konsentrasi.
Parahnya, derita ini menimpa, meskipun tengah melakukan shalat dan berdo’a kepada Allah Swt. Telah dilantunkan oleh Qais dalam syairnya:

Apabila shalat aku melihat diriku menghadap ke arahnya meskipun di belakangku ada orang yang shalat. Tidaklah aku syirik kepada-Mu, namun cintanya dan keagungan rasa cinta itu telah sulit diobati dokter. Aku putus asa, atau ditimpa sakit gila kasmaran. maka hati-hatilah jangan sampai engkau seperti aku.

Bahkan, Margaret Smith, seorang dosen di Barat, telah membuat statement bahwa lebih dari 60% mahasiswi gugur dalam ujian disebabkan mereka dilanda pikiran daripada memikirkan mata pelajaran, bahkan masa depannya. Argumentasi bahwa pacaran dapat menjadi stimulan belajar sangat lemah, baik secara rasio dan angka-angka statistik, apalagi bagi yang ingin menjaga kesucian hati dan bashirah.
Coba kita renungkan, Apakah kekuatan perjanjian dalam pacaran itu, sehingga tak dapat memisahkan pemilikan satu dengan lainnya? Apakah dalam perjanjian itu membawa aturan agama dan mengatas namakan Allah Swt? Lalu atas dasar apa sampai-sampai satu sama lain ingin memilikinya? Adakah kesamaan pacaran itu dengan tanggung jawab ukhuwah Islamiyah?
Setelah kita tinjau dari berbagai sudut kemaslahatan agama dan pertimbangan psikologis, sosiologis serta moral, kita sampai kepada satu kesimpulan yang tidak dapat diragukan lagi yaitu, bahwa pacaran adalah hubungan haram yang tidak mendapat legalitas dan keridlaan syariat Islam, sehingga hanya orang-orang keras hatilah yang mengernyitkan dahi kebingungan mendengar hukum haram ini; karena ia masih penasaran berusaha membela dengan memutar-balikkan dalil-dalil agama dan fakta. Semoga kita mendapat magfirah dari Allah Swt. Amin ya rabb..

Ingatlah firman Allah Swt:
“Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?”. QS. 5: 50.


(Teman2 yang mau nambahin silakaan yaa....)
»»  READMORE...

Palestina

Di sini, darah masih mengalir
Di gurun-gurun tandus tanpa tanaman
Di balik batu cadas kering tak berair

Di sini, darah masih mengalir
Di samping pohon kurma yang layu
Di bawah pohon zaitun yang menjulang
Seorang bocah kecil dengan batu di angan
Memburu, menerjang
Melawan thaghut-thaghut bertopi baja
Tank-tank berpeluru penuh
Pesawat tempur yang mengecilkan nyali
Sampai perutnya terburai
Otaknya tercecer
Pensil dan buku tulis lusuh lepas dari genggaman
Semua diam. Dunia diam

Wahai saudaraku ! Bangunlah !
Sadarlah kau
Kala engkau tidur di ranjang yang empuk
Di sana saudaramu ditikam, diberondong
Sadarkah kau
Kala engkau menyelesaikan makan siangmu
Di sana saudaramu dibantai, dihabisi
Sampai sungai-sungai mengalirkan darah
Dan air-air berbau anyir, berwarna merah
Bagimu, Palestina adalah film
Yang enak didengan, enak ditonton

Kamu buta !
Oleh hitamnya minyak di sumur belakang rumahmu
Telingamu tuli
Ole gemerincing dinar kekayaan rakyatmu
Kamu bisu
Oleh minyak yang harganya selangit
Kamu lumpuh
Membawa kunci-kunci brankas uangmu
Seperti Qarun yang teratih-tatih

Suaraku tercekat
Aku pun diam . . . 

[re-post ^^v ]
»»  READMORE...